Sejumlah prestasi dan rekor digoreskan di Everest
Sejarah mencatat, prestasi dan rekor itu tak semuanya menyenangkan. Ada tawa dan tangis. Ada keberhasilan, ada kegagalan. Ada kebahagiaan, juga kecemasan. Yang jelas, ini catatan tentang perjuangan manusia dengan segala ikhtiarnya menggapai puncak tertinggi di dunia.
- 1922, Kematian pertama yang tercatat adalah 7 orang sherpa terjebak dalam longsoran salju (avalanche).
- 29 Mei 1953, Tenzing Norgay & Sir Edmund Percival Hillary dari Selandia Baru menjadi pendaki pertama yang mencapai puncak Everest. Kedua pendaki ini melalui jalur punggungan tenggara dan hingga saat ini disebut sebagai Normal Route (Khumbu Glacier, Western Cwm, Lhotse Face, South Col, South Summit, South-East Ridge).
- 25 Mei 1960, Pendaki Cina berhasil mencapai puncak Everest melalui Punggungan Utara (dari sisi Tibet).
- 1963, James Whittaker menjadi pendaki Amerika Serikat pertama yang mencapai puncak Everest.
- 22 Mei 1963, Willi Unsoeld dan Tom Hornbein menjadi pendaki pertama yang berhasil mencapai puncak Everest melalui punggungan barat. Di sekitar puncak, mereka melambung ke dinding utara dan menuju puncak melalui sebuah celah yang kemudian dikenal sebagai Celah Hornbein (Hornbein Culoir). Kedua pendaki ini juga menjadi orang pertama yang melakukan pelintasan (traverse), mendaki dari punggungan barat, turun melalui jalur normal (punggungan tenggara).
- 20 Mei 1965, Nawang Gombu menjadi orang pertama yang mencapai puncak Everest dua kali. Rekor pertama kali dilakukannya bersama ekspedisi Amerika pada 1963.
- Hingga 20 Mei 1965, baru 17 kali puncak Everest dicapai orang. Orang ke-11 dan orang ke-17 adalah Nawang Gombu.
- 16 Mei 1975, Junko Tabei dari Japan menjadi wanita pertama yang mencapai puncak Everest. Pendaki ini melakukan pendakian melalui jalur normal (punggungan tenggara).
- 27 Mei 1975, hanya berbeda 11 hari dari Junko Tabei, Phantog, pendaki wanita dari Tibet, menjadi wanita kedua yang mencapai puncak Everest. Phantog mendaki melalui sisi utara (Tibet) dan menjadi wanita pertama yang mencapai puncak Everest dari sisi Utara.
- 24 September 1975, Dougal Haston dan Doug Scott dari Inggris mencapai puncak Everest melalui jalur dinding barat daya.
- 8 Mei 1978, Peter Habeler (Austria) and Reinhold Messner (Italia) mencapai puncak Everest melalui jalur normal tanpa menggunakan tabung oksigen. Rekor mereka dicatat sebagai "pendakian pertama tanpa bantuan oksigen.
- 1978, Wanita Eropa pertama yang mencapai puncak Everest adalah Wanda Rutkiewicz. Wanita ketiga yang berdiri di puncak Everest ini kelak menjadi wanita pendaki yang sangat terkenal.
- 1979, Hannelore Schmatz menjadi wanita pendaki ke-4 yang mencapai puncak Everest. Dia "wanita pendaki pertama" yang tewas di Everest karena terjatuh tidak terlalu jauh dari puncak pada saat turun.
- 13 Mei 1979, Andrej Stremfelj dan Jernej (alias Nejc) Zaplotnik mencapai puncak Everest dari punggungan barat dan turun melalui celah Hornbein. Mereka menjadi pendaki Slowakia pertama yang mencapai puncak Everest.
- 17 Februari 1980, Krzysztof Wielicki (Polandia) menjadi pendaki pertama yang melakukan pendakian di musim dingin (first winter ascent).
- 10 Mei 1980, Tsuneoh Shigehiro dan Takashi Ozaki membuat jalur baru di dinding utara Everest (dikenal sebagai celah Jepang atau Japanese Couloir) yang berawal dari dasar dinding utara dan menyambung ke celah Hornbein.
- 19 Mei 1980, Jerzy Kukuczka dan Andrzej Czok dari Polandia mendaki melalui punggungan selatan (south pillar). Punggungan ini terletak di sebelah kanan dari dinding barat daya Everest.
- 20 Agustus 1980, Reinhold Messner (Italia) melakukan pendakian seorang diri (solo) melalui celah utara (North Col), mendaki menuju dinding utara dan melalui celah utama di dinding utara. Messner mendaki seorang diri selama 3 hari dari base camp (6.500 meter) tanpa bantuan oksigen.
- 5 Oktober 1982, Laurie Skreslet menjadi pendaki Kanada yang mencapai puncak Everest.
- 4 Mei 1982, Sebelas pendaki Rusia mencapai puncak Everest melalui punggungan barat daya (south west pillar) yang terletak di bagian kiri celah besar di tengah-tengah dinding barat daya Everest.
- 8 Oktober 1983, Lou Reichardt, Kim Momb, dan Carlos Buhler mencapai puncak Everest melalui dinding timur (dinding Kangshung).
- 23 Mei 1984, Bachendri Pal menjadi "pendaki wanita India" yang mencapai puncak Everest.
- 3 Oktober 1984, Tim Macartney-Snape dan Greg Mortimer dari Australia mencapai puncak Everest melalui punggungan utara (di dinding utara menuju celah Norton) tanpa bantuan oksigen.
- 20 Oktober 1984, Phil Ershler menjadi pendaki Amerika Serikat pertama yang mencapai puncak Everest melalui sisi utara.
- 1985, Dick Bass, 55 tahun, menjadi pendaki tertua yang mencapai puncak Everest.
- 20 Mei 1986, Sharon Wood, Kanada, menjadi wanita Amerika Utara yang mencapai puncak Everest dengan membuka jalur baru dari punggungan barat di Rongbuk Glacier dan menuju puncak melalui celah Hornbein.
- 12 Mei 1988, Stephen Venables, Inggris, mendaki puncak Everest melalui jalur baru di sebelah kiri dari jalur dinding timur (dinding Kangshung) yang didaki pada 1983.
- 29 September 1988, Stacey Allison menjadi pendaki wanita Amerika Serikat yang mencapai puncak Everest melalui punggungan tenggara.
- 14 Oktober 1988, Lydia Bradey, New Zealand, menjadi pendaki Wanita pertama yang berhasil mencapai puncak Everest tanpa bantuan oksigen.
- 16 Mei 1989, Ricardo Torres, Meksiko, menjadi pendaki Amerika Latin yang berhasil mencapai puncak Everest.
- 1989, Carlos Carsolio menjadi pendaki Amerika Latin yang berhasil mencapai puncak Everest tanpa bantuan oksigen.
- 7 Oktober 1990, Andrej & Marija Stremfelj, Slovenia, menjadi pasangan suami-istri yang mencapai puncak Everest bersama-sama. Marija Stremfelj juga menjadi wanita Slowakia pertama yang mencapai puncak Everest.
- 10 Mei 1990, Peter Hillary, Selandia Baru, menjadi pendaki pertama yang ayahnya juga pernah mencapai puncak Everest.
- 11 Mei 1990, Mikael Retersward menjadi pendaki Swedia yang mencapai puncak Everest.
- 6 Oktober 1990, Jean Noel Roche dan puteranya, Roche Bertrand alias Zebulon, menjadi pendaki ayah-anak pertama yang mencapai puncak Everest bersama-sama. Kedua ayah-anak ini turun dari South Col langsung ke Base Camp menggunakan paralayang bersama-sama (tandem) pada 7 Oktober 1990. Waktu itu, Roche Bertrand berumur 17 tahun dan pada saat itu merupakan pendaki termuda yang mencapai puncak Everest.
- 25 September 1992, Dua orang kakak-beradik, Alberto dan Felix Inurrategui mencapai puncak Everest.
- 23 April 1993, Pasang Lhamu Sherpa menjadi wanita Nepal yang pertama kali mencapai puncak Everest. Dia meninggal ketika turun dari puncak Everest.
- 1993, Dicky Dolma, India, menjadi wanita termuda yang mencapai puncak Everest. Ketika itu, dia berumur 19 tahun.
- 11 Mei 1995, Kiyoshi Furuno dan Shigeki Imoto dari Jepang, Dawa Tshering Sherpa, Pasang Sherpa, dan Nima Sherpa mencapai puncak Everest setelah melakukan pendakian melalui punggungan timur laut.
- 14 Mei 1995, Waldemar Niclevicz menjadi pendaki Brazil pertama yang mencapai puncak Everest.
- Mei 1995, Nasuh Mahruki dari Turki menjadi pendaki muslim pertama yang mencapai puncak Everest.
- 20 Mei 1996, Peter Kuznetzov, Valeri Kohanov, dan Grigori Semikolenkov mencapai puncak Everest melalui jalur baru di punggungan timur laut di dinding utara Everest.
- 10 Mei 1996, Lene Gammelgaard menjadi pendaki wanita Denmark pertama yang mencapai puncak Everest melalui punggungan tenggara.
- 23 Mei 1996, Goran Kropp menjadi pendaki Swedia pertama yang mencapai puncak Everest tanpa bantuan oksigen.
- 26 April 1997, Asmujiono dan Misirin menjadi pendaki Indonesia pertama yang mencapai puncak Everest.
- 1999, Babu menjadi satu-satunya orang yang tidur di puncak Everest. Dia berada di puncak Everest selama 21 jam.
- 13 Mei 1999, Katja Staartjes menjadi satu-satunya pendaki wanita Belanda yang mencapai puncak Everest.
- 5 Mei 1999, Elsa Avila Carsolio menjadi pendaki wanita Meksiko yang pertama kali mencapai puncak Everest.
- 5 Mei 1999, Renata Chlumska menjadi pendaki wanita Swedia yang pertama kali mencapai puncak Everest.
- 17 Mei 2000, Nazir Sabir menjadi pendaki Pakistan yang berhasil mencapai puncak Everest.
- 2000, Davo Karnicar turun dari puncak Everest menggunakan ski.
- 2001, Roche Bertrand dan istrinya, Claire Bernier Roche, turun dari puncak Everest menggunakan Paralayang bersama-sama (tandem) menuju Advance Base Camp di sisi Utara Everest. Mereka melayang selama 8 menit sebelum sampai ke Advance Base Camp. Mereka adalah pasangan suami-istri yang terbang bersama-sama dari puncak Everest.2001Stefan Gatt turun dari puncak Everest menggunakan papan luncur (snowboard).2001Marco Siffredi turun dari puncak Everest menggunakan papan luncur (snowboard) langsung ke Advance Base Camp.
- 2001, Erik Weihenmayer menjadi pendaki tuna-netra pertama yang mencapai puncak Everest.
- 22 Mei 2001, Viviana Cuq, Cristina Prieto, dan Patricia Soto menjadi pendaki-pendaki wanita Chili yang mencapai puncak Everest melalui punggungan tenggara.
- 2001, Karsang Tendup menjadi penggembala Yak (binatang khas Himayala, seperti kerbau) yang mencapai puncak Everest.
- 2001, Evelyne Binsack menjadi pendaki wanita Swiss pertama yang mencapai puncak Everest.
- 2003, Yuichiro Miura menjadi pendaki tertua yang mencapai puncak Everest pada usia 70 tahun. Dia mendaki ditemani anak lelakinya, Gota Miura.
- 2003, Gary Guller dari Amerika Serikat menjadi pendaki berlengan satu yang mencapai puncak Everest.
- 2003, George Dijmarescu setiap tahun mencapai puncak Everest dari sisi utara. Dia melakukannya selama 5 tahun berturut-turut.
- 2003, Apa Sherpa mencapai puncak Everest untuk yang ke-13 kalinya. Pada 2006, dia memegang rekor, 16 kali mencapai puncak Everest.
- 2003, Tim dari China melakukan siaran televisi langsung dari puncak Everest.
- 2003, Jess Roskelley menjadi pendaki Amerika termuda yang mencapai puncak Everest.
- 22 Mei 2003, Zed Al-Refai, Kuwait, menjadi pendaki Arab pertama yang mencapai puncak Everest.
- 23 Mei 2003, Rekor Pemba Dorjie Sherpa, 25 tahun, melakukan pendakian dari Base Camp ke puncak Everest tanpa bantuan oksigen selama 12 jam 45 menit dipatahkan oleh Lakpa Gelu Sherpa, 36 tahun, yang melakukannya dalam waktu 10 jam 56 menit dan 46 detik.
- 2003, Tiga bersaudara mencapai puncak Everest pada hari yang sama.
- 2003, Tashi Tenzing Sherpa, cucu dari Tenzing Norgay, menjadi generasi ketiga pertama dari keluarga yang mencapai puncak Everest. Tenzing Norgay, puteranya dan Tashi Tenzing Sherpa, cucunya, telah sama-sama mencapai puncak Everest.
- 21 Mei 2004, Pemba Dorjee Sherpa, 27 tahun, mencapai puncak Everest dari Base Camp dengan waktu yang sangat fantastis, 8 jam 10 menit. Dia mulai mendaki pada pukul 18.00 waktu setempat pada 20 Mei 2004 dan mencapai puncak Everest pada pukul 02.10 pada 21 Mei 2004. Ia mematahkan rekor Lakpa Gelu Sherpa, 36 tahun, pada 2003.
More Article...
Acute Mountain Sickness (AMS)
Himalaya adalah pegunungan yang memiliki dataran yang sangat tinggi dari permukaan laut. Sebagai gambaran, selisih ketinggian antara base camp Everest di Himalaya dan puncak Carstensz di Papua, yang merupakan gunung tertinggi di Indonesia kira-kira 500 meter.
Semakin tinggi suatu daerah, terutama dataran di ketinggian di atas 3.000 meter, udara atau oksigen pun akan lebih tipis, dan tubuh manusia normal akan bertambah sulit menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Meskipun kondisi seseorang masih muda, kuat, dan prima sekalipun, secara alamiah tubuhnya pasti sulit beradaptasi. Karena itu, harus ada tahap penyesuaian diri (aklimatisasi) agar tubuh tak terserang AMS.
Mengatasi AMS
Jika Anda merencanakan perjalanan di ketinggian dengan hati-hati dan mengikuti prosedur standar dengan sebaik-baiknya, Anda akan terhindar dari AMS.
Jika anda memiliki waktu yang pendek, maka jangan melakukan perjalanan terlalu tinggi.
Saat melakukan perjalanan di atas 3.400 meter, jangan melakukan perpindahan tempat untuk bermalam dengan ketinggian lebih dari 450 meter per hari, meskipun Anda tak merasakan perubahan kondisi tubuh apa pun.
Jenis AMS
EARLY MOUNTAIN SICKNESS. Tanda-tandanya sebagai berikut:
Pusing/sakit kepala-
Mual
Hilang selera makan
Susah tidur
Badan membengkak
Penyembuhan : Tidak jalan menambah ketinggian hingga sembuh.
PULMONARY OEDEMA (terganggunya organ paru-paru). Tanda-tandanya :
Badan lemah
Mengantuk
Detak jantung meningkat
Batuk kering pada awal, lalu keluar cairan darah
Bernapas dengan suara keras dan berbusa
Dada terasa sesak
Warna bibir dan kuku lebih gelap, biru dan ungu
Penyembuhan :Saat itu juga harus turun dengan ketinggian serendah-rendahnya.
CEREBRAL OEDEMA (terganggunya organ otak). Tanda-tandanya :
Penyembuhan :Saat itu juga harus turun pada ketinggian serendah-rendahnya.
Kondisi Darurat
Dalam kasus cerebral dan pulmonary oedema :
Jangan tunda untuk segera turun dalam kondisi apa pun, meskipun malam hari jika perlu.
Jangan tunggu helikopter penolong datang, segera turun
Pasien dapat turun dengan berjalan, digendong porter
Pasien harus ditemani saat turun
Obat-obatan bukan sebagai pengganti untuk turun
Pasien dengan AMS dipastikan tidak bisa mengambil keputusan yang benar, jadi harus dipaksa untuk turun, melawan kemauan pasien.
CATATAN PENTING: Jangan jalan di ketinggian jika Anda ada penyakit jantung dan paru-paru. Utamakan medical chek up sebelum ada pastikan untuk ikut dalam ekspedisi
More Article...